Polivinil Klorida biasa disingkat PVC adalah polimer
termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah
polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang
diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah,
tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel
dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya
dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.
Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah
polimerisasi suspensi. Pada proses ini, monomer vinil klorida dan air
diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi, bersama bahan
kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi
terus-menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman
ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik, dan membutuhkan
mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang
dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama reaksi (PVC lebih padat daripada
monomer vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran untuk
mempertahankan suspensi.
Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus
dipisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk
reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi akan disentrifugasi untuk
memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan
dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida
pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM.
Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC
menjadi produk akhir, biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkan heat
stabilizer, UV stabilizer, pelumas, plasticizer, bahan penolong proses,
pengatur termal, pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan pengembang, dan
pigmen pilihan. *Customer service*
No comments: